ENTER-SLIDE-1-TITLE-HERE

ENTER-SLIDE-2-TITLE-HERE

ENTER-SLIDE-3-TITLE-HERE

ENTER-SLIDE-4-TITLE-HERE

Selasa, 28 Januari 2014

Posted by Unknown On 05.25
Merdeka.com - PT Smartfren Telecommunication Tbk menjamin kelangsungan layanan seluler berbasis code division multiple acces (CDMA) dan komit tetap memberikan layanan kepada pelanggannya menggunakan teknologi tersebut.

Smartfren tetap akan menggelar jaringan CDMA dan melayani pelanggannya, dan untuk tahun ini akan dimodernisasi di 2 ribu titik dengan investasi mendekati USD 100 juta.

Pertanyaannya, untuk apa Smartfren terlalu ngotot untuk menjual produk-produk dengan dukungan CDMA? Padahal, mereka sudah tahu bahwa kematian CDMA diprediksi kuat akan terjadi di tahun ini.

Tanda-tanda kematian CDMA sudah terlihat sejak dua tahun terakhir, saat operator CDMA mulai jungkir balik mempertahankan kinerja keuangannya meski pada akhirnya tetap menanggung kerugian dan utang yang besar.

Sebut saja PT Bakrie Telecom Tbk (Esia) mengalami rugi bersih Rp 1,5 triliun pada kuartal III 2013. Kondisi Smartfren juga sebenarnya tidak begitu baik. Sedangkan Smartfren meski mencatat pertumbuhan pendapatan tapi masih menderita rugi sebesar Rp 1,54 triliun atau naik 52 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,01 triliun.

Operator sebesar Telkom pun sudah berpikir ulang untuk melanjutkan bisnis CDMA. Melalui Flexi, Telkom memang menyediakan layanan fixed wireless access (FWA) berbasis CDMA.

Seiring dengan bisnis ini sudah tidak tumbuh, dan cenderung membawa kerugian bagi perusahaan, Telkom berniat untuk mematikan lini bisnis yang sebelumnya menjadi tumpuan harapan Telkom, selain Telkomsel yang menggelar layanan telepon seluler.

BUMN telekomunikasi itu mengaku CDMA sudah tidak membawa keuntungan bagi perseroan dan sejak awal 2013 sudah tidak melakukan investasi untuk pengembangan Flexi mengingat pertumbuhannya yang negative 15 persen.

Presdir Smartfren Merza Fachys pun angkat bicara.


"Ada yang bilang kalau Smartfren ngapain launching produk-produk Andromax padahal sudah banyak operator CDMA yang banting stir dari CDMA ke GSM atau langsung ke 3G," ujarnya pada wartawan Kamis, (23/1).

Smartfren menggunakan vendor ZTE dan Samsung, yang mana, sekitar 90 persen dari menara telekomunikasinya adalah menyewa. Sayangnya, jangkauan Smartfren tidak sampai wilayahIndonesia timur. Menurut Merza, hal itu karena pihaknya selalu ingin memberikan layanan data dan suara yang prima.

"Kalau layanannya biasa-biasa saja mungkin kami bisa saja memasuki wilayah Indonesia timur, tapi kami tidak ingin memberikan layanan yang buruk, sedangkan untuk menuju kesana sangat sulit membangun infrastruktur di wilayah tersebut," tuturnya.

Lantas apa pendapat Anda? Haruskah Smartfren tetap ngotot?

  (Minggu, 26 Januari 2014 02:01)
    (Oleh:  Yoga Tri Priyanto)


   (Sumber: http://www.merdeka.com)
Posted by Unknown On 05.06
Jakarta - Di triwulan empat tahun 2013, Telkomsel melalui akun Twitter @Telkomsel, mendapat peringkat teratas sebagai akun yang paling responsif dalam menanggapi mention dari pelanggannya. 

Penilaian tersebut disampaikan oleh Socialbakers.com selaku provider independen yang aktif melakukan analisa terhadap aktivitas akun-akun media sosial dari berbagai bidang industri di seluruh di dunia, dari sisi Customer Service.

Vice President Customer Care Management Telkomsel, Andri Wibawanto mengatakan, memahami gaya hidup pelanggan yang semakin digital dengan mobilitas tinggi, kami sadar pentingnya menyediakan akses untuk berinteraksi langsung dengan pelanggan yang jumlahnya mencapai lebih dari 131 juta di seluruh Indonesia. 

"Media sosial menjadi salah satu solusi pilihan yang kami anggap cukup efektif untuk menjalin komunikasi dan kedekatan dengan pelanggan kami dan masyarakat pada umumnya. Akun media sosial ini kami tempatkan utamanya sebagai layanan pelanggan, selain media komunikasi terkait produk, layanan, teknologi, mapun berita-berita baru lainnya tentang Telkomsel," jelasnya, dalam keterangan tertulis, Selasa (28/1/2014).

Telkomsel mendapatkan skor Response Rate hingga 91.55% atau setara dengan 20.295 responses selama triwulan empat 2013, dengan response time terkecil sekitar 4 menit. 

Skor ini diklaim berada jauh di atas rata-rata yang diperoleh industri lainnya seperti penerbangan, fashion, elektronik, banking bahkan telekomunikasi sendiri.

Melalui website resminya, Socialbakers memaparkan, penghargaan ini diberikan kepada brand-brand yang sigap menanggapi setiap respon dari pengguna Twitter.
Socialbakers mengukur dan menilai cara perusahaan terkemuka di dunia dalam memberikan respon tercepat ketika menjawab pertanyaan dari pengguna twitter.

Socialbakers melihat bahwa komunikasi dua arah antara brand dengan pelanggannya menjadi hal yang sangat penting untuk menghindari setiap sentimen negatif yang akan muncul. Brand dituntut untuk dapat dengan cepat menanggapi setiap keluh kesah, maupun pertanyaan dari pelanggannya.

Tahun 2014 sendiri dicanangkan sebagai Smart Year oleh Telkomsel. Hal ini dianggap menjadi alasan bagi anak usaha Telkom itu untuk terus meningkatkan kualitas layanan melalui pendekatan yang lebih dua arah dan tidak berbatas waktu, salah satunya melalui media sosial. 

Untuk mendekatkan diri kepada pelanggannya melalui dunia maya, Telkomsel memiliki beberapa akun resmi perusahaan, yaitu: di Twitter melalui @Telkomsel, @simPATI, @Kartu_As, @kartuHalo, @telkomselflash.

Sedangkan di Facebook melalui facebook.com/Telkomsel, facebook.com/simPATI, facebook.com/KartuAs, facebook.com/telkomselflash kemudian di Youtube melalui youtube.com/telkomsel juga akun Instagram dengan menggunakan identitas @simPATI.

Masing-masing akun akan 'berkomunikasi’ sesuai dengan brand yang diwakilinya demikian juga cara meresponnya. Setiap akun ditargetkan untuk segera merespons tiap pertanyaan pelanggan kurang dari 10 menit. 

  (Selasa, 28 Januari 2014 - 19:32 WIB)
   (Oleh: Ardhi Suryadhi - detikinet)
   (Sumber: http://inet.detik.com)

Posted by Unknown On 04.47
SEOUL – Saat Indonesia belum juga menggelar jaringan 4G Long Term Evolution (LTE) secara komersial, Korea Selatan (Korsel) memiliki rencana yang lebih maju. Kementerian Teknologi Informasi Negeri Ginseng akan melakukan pengembangan teknologi jaringan 5G yang ditargetkan rampung pada 2020.

The Next Web, Sabtu (25/1/2014), mengutip laporan kantor berita YonhapNews, menyatakan Korsel menyiapkan dana sebesar USD1,5 miliar atau setara Rp18,2 triliun dan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan lokal guna merealisasikan rencana tersebut.

Jaringan 5G diprediksi seribu kali lebih cepat dibandingkan jaringan LTE yang ada saat ini. Artinya, pengguna internet bisa mengunduh film 800 MB hanya dalam satu detik.

Sebagai perbandingan, layanan LTE-Advanced yang diluncurkan perusahaan telekomunikasi SK Telecom dan LG Uplus pada akhir tahun lalu, secara teoritis membutuhkan waktu 40 detik untuk mengunduh film dengan ukuran yang sama.

The Guardian mencatat, Pemerintah Korsel ingin mengomersialkan jaringan 5G pada akhir 2020, melalui kerjasama dengan operator mobiledan manufaktur smartphone, termasuk LG dan Samsung. Namun, jaringan 5G ini akan diuji pada layanan jejaring sosial di awal tahun depan.

(Sabtu, 25 Januari 2014 - 16:30 WIB)
   (Oleh: Andina Librianty - Okezone)


   (Sumber: http://techno.okezone.com)